Tari kecak

                       Tari kecak

Tari Kecak adalah tarian tradisional Bali yang menggabungkan drama dan tari. Tarian ini biasanya menceritakan kisah Ramayana dan ditarikan oleh puluhan penari laki-laki. 

Ciri-ciri Tari Kecak 

Gerakan tangan dan tubuh yang dinamis

Penari duduk melingkar

Penari menyerukan "cak, cak, cak" sambil mengangkat kedua lengan

Suara "cak, cak, cak" menjadi musik pengiring tarian

Terdengar suara kerincingan dari kaki penari

Penari mengenakan kain khas Bali bermotif kotak-kotak

Beberapa penari memerankan tokoh-tokoh Ramayana

Makna Tari Kecak 

Mencerminkan kekayaan budaya dan kepercayaan masyarakat Bali

Memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan agama

Properti Tari Kecak Bara api yang diinjak oleh para penari, Selendang atau kain dengan corak kotak-kotak, Gelang kincringan, Tempat sesaji, Topeng. 




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi sekaten

Gambar
                   Tradisi sekaten Sekaten adalah tradisi keagamaan yang diadakan setiap tahun untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sekaten merupakan tradisi yang dilakukan di Keraton Surakarta dan Yogyakarta.  Asal-usul Tradisi Sekaten telah ada sejak zaman Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa.  Awalnya, Sekaten dilakukan oleh para raja Hindu untuk mengadakan selamatan atau sesaji untuk arwah leluhur.  Sekaten merupakan peninggalan Sunan Kalijaga yang berusaha menyebarkan agama Islam.  Pelaksanaan Sekaten dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 5–11 Rabi'ul Awal, atau bulan Mulud dalam kalender Jawa.  Upacara Sekaten ditutup dengan upacara Garebeg Mulud pada tanggal 12 Rabi'ul Awal.  Unsur-unsur Sekaten Sekaten menggunakan gamelan sebagai media penyebaran agama Islam.  Beberapa gending yang digunakan dalam Sekaten, di antaranya Yaumi, Salatun, Dhindang Sabinah, Ngajatun, dan Supriya...
Baca selengkapnya

Tradisi suroan

Gambar
                     Tradisi Suroan Tradisi suroan adalah tradisi yang dilakukan pada tanggal 1 Muharram atau 10 Muharram dalam penanggalan Jawa dan Islam. Tradisi ini dilakukan untuk memohon keselamatan dan keberkahan.  Tradisi suroan memiliki beberapa bentuk, di antaranya:  Pembacaan doa Sarasehan Gelar seni Tabligh akbar Kesenian wayang kulit Kesenian kuda lumping Tradisi suroan merupakan bagian dari kearifan lokal masyarakat Jawa. Tradisi ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap peninggalan leluhur.  Berikut adalah beberapa makna dan tujuan dari tradisi suroan: Mendapatkan berkah, Menangkal bahaya, Mensyukuri nikmat dari Tuhan, Menjadi manusia yang baik, Menjaga keragaman dan kekayaan tradisi. 
Baca selengkapnya